Senin, Desember 16, 2024
Berita

Jabatan Pj. Gubernur dan Ekonomi Babel yang Menghitung Hari

Masa jabatan Penjabat Gubernur Bangka Belitung sekaligus Direktur Jenderal Minerba ESDM RI, Ridwan Djamaluddin hanya tinggal hitungan hari. Ada kegalauan masyarakat Babel di penghujung masa jabatan Ridwan Djamaluddin. Bisa dibilang, kondisi ekonomi Babel dalam berbagai level juga berpotensi menghitung hari untuk ikut-ikutan turun.

Sebagai seorang penggiat LSM dan pemerhati sosial, saya banyak mendengar keluhan dari berbagai pihak, salah satunya adalah masyarakat yang sehari-hari bekerja sebagai penambang. Kekhawatiran mereka cukup beralasan, yakni soal periuk nasi. Harga komoditas Timah yang terus anjlok di tengah ketidakpastian berusaha masih menjadi bayangan utama hari ini.

Harus diakui, riuh rendah aksi Ridwan Djamaluddin menyidak salah satu gudang Timah di Belilik bulan lalu menjadi pemicu utama. Gaya Ridwan Djamaluddin yang khas non protokoler tersebut kemudian diorkestrasi oleh kelompok-kelompok pengusung kepentingan dengan meneriakkan slogan “Negara Jangan Kalah dari Mafia Timah.” Dan belakangan muncul kalimat tambahan, “Sekaligus Jangan Berteman dengan Mafia”

Itu bagian dari riuh rendah Bangka Belitung hari ini. Saya pribadi hanya bisa tersenyum geli melihat para bintang panggung yang terang-terangan menggelar orkestra, sementara semua orang tau apa yang terjadi di belakang panggung. Tapi sudah lah, itu urusan mereka. Saya hanya ingin menyampaikan kekhawatiran soal kondisi ekonomi Babel yang khawatir ikutan turun, saat Ridwan Djamaluddin turun dari jabatannya.

Bukan tanpa alasan, saya menerima banyak sekali keluhan bahwa kondisi pertimahan di Babel yang sedang tidak baik-baik saja, telah memperlihatkan dampak domino nya. Mereka yang saat ini bekerja sebagai penambang Timah di baris terdepan, mulai terimbas dengan menurunnya harga Timah.

Lha kok bisa? Ternyata aksi Ridwan Djamaluddin yang dilanjutkan dengan rencana penertiban dan tata kelola sektor pertimahan ini, langsung direspon oleh para pelaku dengan menghentikan pekerjaannya. Khususnya mereka yang berada dalam rantai bisnis ini. Rasa was-was mereka untuk bekerja berimbas pada tidak menentu nya harga. Sebagian malah menyetop kegiatan.

Jelas, ada kaitan. Karena kebanyakan para pemain Timah di Babel, memiliki peran termasuk dalam hal operasi penambangan. Bukan rahasia lagi bahwa sebagian besar pelaku pertimahan juga memberikan support untuk masyarakat bisa bekerja. Bentuknya macam-macam. Mulai dari dana hingga meyakinkan para penambang.

Jelas sekali dalam teori ekonomi, pasar merupakan tempat menampung dan menyalurkan barang, sekaligus membentuk harga. Lalu apa jadinya kalau pasar berhenti operasi. Kegalauan para penghasil tentunya. Masa menambang terus bingung ke siapa jualnya. Kalaupun ada pembeli, harganya tak sesuai harapan.

Kondisi ini yang pelan-pelan mulai terjadi. Ini lah sebagian keluhan yang saya dapatkan dari masyarakat khususnya penambang. Kita di Bangka Belitung saat ini mengetahui, besaran jumlah masyarakat penambang. Jadi bukan tidak mungkin ini kemudian ikut-ikutan menghitung hari seperti jadwal selesainya masa jabatan Pj. Gubernur Babel Ridwan Djamaluddin yang secara bersamaan akan menyelesaikan tugasnya di Dirjen Minerba.

Yang disayangkan adalah, gong tata kelola ini suaranya baru kedengaran di penghujung pentas. Bagaimana mungkin dalam waktu yang hanya beberapa pekan ini Bangka Belitung kemudian menerima solusi terkait sektor penambangan Timah yang dicita-citakan.

Sebagai salah satu dari warga Bangka Belitung, saya masih berharap, bapak Ridwan Djamaluddin tetap bisa memberikan solusinya. Jangan sampai ini kemudian menjadi catatan buruk, dipenghujung pengabdiannya sebagai ASN, Dirjen Minerba sekaligus pemimpin Bangka Belitung.

Opini ini sebagai sebuah ungkapan, bahwa masyarakat Babel, khususnya mereka yang sudah terlanjur bergelut dan bergantung dalam sektor penambangan Timah, saat ini sedang dalam kegalauan. Salah satunya, mereka sulit belanja takjil Ramadhan, tak bisa belikan baju lebaran anak istrinya, susu anaknya, jajan sekolah anaknya, dan lain-lain.

Lantas nanti siapa yang beli dagangan penjual takjil? siapa yang beli baju lebaran? Duit dari mana mereka beli susu, pempers, uang jajan koran? Beli paket data untuk bisa baca berita online? Semoga Allah senantiasa melindungi negeri ini, dari orang-orang munafik dan pemimpin yang tak memikirkan rakyatnya. Aamiinn.(*)

PENULIS OPINI:
HADI SUSILO PURBAYA
KETUA LSM AMAK BABEL DAN PEMERHATI SOSIAL

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *