Ternyata Ini Biang Kerok PHK Massal Industri Tekstil cs
Jakarta, detik.com – Sektor padat karya seperti tekstil dan alas kaki dihantam badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Akhir tahun 2022 Ombudsman melaporkan adanya PHK ke 87 ribu orang dalam triwulan terakhir.
Terkait ini, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso buka suara. Ia menyebut gejolak ekonomi global sebagai penyebabnya.
“Ada beberapa sektor mengurangi (karyawan), ada yang 87 ribu, ada yang sekian. Itu problemnya di global market,” katanya di PT HM Sampoerna di Karawang industrial City, Jawa Barat, Kamis (12/1/2023)
Data ini didapatkannya setelah berdiskusi dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Permintaan dari pasar global disebutnya sedang berkurang.
Situasi ini membuat sektor industri yang mengandalkan ekspor terdampak. Susiwijono menyebut kondisi ini tak lepas dari perekonomian global yang bergejolak. Apalagi Bank Dunia baru memangkas proyeksi ekonomi 2023 menjadi 1,7%.
“Kemungkinan 2023 growth di global diprediksi turun. World Bank kan proyeksi 2023 turun lagi, jadi sekitar 1%-an. Dunia lagi agak slow down semua, beberapa negara tujuan ekspor mengalami kontraksi, pasti berpengaruh,” tuturnya.
Selain itu produk tujuan ekspor tidak bisa begitu saja dipindah ke pasar domestik. Ia menyebut jangan sampai kebutuhan pasar domestik dan global saling mengganggu.
“Nggak bisa langsung produk ekspor shifting ke domestik, nggak bisa. Karena market domestik udah ada sendiri. Jangan sampai saling mengganggu,” ujarnya.
Karena bisnisnya terpukul oleh kondisi tersebut, maka industri mulai melakukan penyesuaian dan efisiensi, salah satunya dengan melakukan PHK.
Namun ia memastikan kondisi fundamental makro Indonesia tahun 2023 cukup kuat. Oleh karena itu pemerintah cukup optimis menghadapi tahun ini.
“Problemnya di market global. Tapi 2023 secara nasional fundamental makro kita kuat. Makanya kita dengan Pak Menko (Airlangga Hartarto) optimis menghadapi 2023,” pungkasnya.